Bersyukur

Sebuah kata tiba-tiba menyelinap masuk ditengah lautan pikiranku yang sedang berkecamuk saat perjalanan pulang kantor dengan kereta api larut malam.
“Bersyukur”

Ya..bersyukur. Kata yang sebetulnya sangat sering aku dengar, pun aku ucapkan. Tapi entah kenapa kali ini terasa bermakna lain. Begitu menonjol. Begitu nyaring...begitu damai

Aku mencoba merenung memahami arti kata ini. Kenapa tiba tiba muncul? Kenapa harus bersyukur? Apa yang harus saya syukurin? Bukankah beban pikiranku ini terasa berat? Bukankah hidupku masih jauh dari arah yang kuimpikan? Bukankah aku sedang berontak dengan statusku sebagai karyawan? Bukankah saya masih harus bekerja keras? ...bukankah…bukankah??? Badai pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk silih berganti menghantui ruang otakku yang lagi penat.

Aku condongkan badanku agak kedepan. Kupecamkan mataku sembari tangan kananku memijit tengkuk yang terasa kaku. Perlahan, aku menarik napas dengan teratur sembari mengulangi kata ini dengan irama lembut dan lambat, kemudian bertempo makin cepat dan cepat hingga begitu tegas dan tanpa kusadari aku sudah mengepal jari tangan kananku.

Yap..Bersyukur, gumanku. "Aku harus bersyukur selalu."

Aku putuskan menoreskan kata itu dalam buku catatan kecilku yang selalu menemaniku.

Seperti anak yang baru belajar membaca, aku ulangi kata2 itu dalam hati sambil mataku sesekali menyapu commuters lain yang duduk di depan, samping kiri dan kananku yang hampir semua sibuk dengan gadgetnya, ada yang menutup telinga dengan earphone, sebagian lain melotot layar ponsel sambil tersenyum sendiri, pun ada tanpa ekpresi, sebagian lagi tertidur pulas berselimutkan masker dengan earphone tertancap di telinga. Semua seakan tidak peduli.

Kepalaku menganguk perlahan, aku bisa tersenyum… senyum yang lepas mengalir tanpa beban. Aku bisa merasakan organ tubuhku yang rileks serta aliran darah yang tenang. 

Kata ini ternyata telah merubah cara pandangku. Kurasakan otot wajahku pun begitu rileks, tengkuk yang kini jadi lembut dan perasaan riang seperti memenangkan syambara besar.

Aku terus ulangi kata ini sambil menulis daftar apa yang aku sudah punya. Wow…sesuatu yang membuatku takjub. Mataku hampir tidak percaya  dengan lincahnya tanganku memahat kata demi kata, pencapain demi pencapaian. Bagiku itu sungguh luar biasa walau bagi sebagian orang mungkin sesuatu yang sangat biasa. Sungguh layak aku bersyukur untuk semua itu.

Aku tekadkan mengasah penaku untuk menoreskan semua itu dengan rasa syukurku dalam tulisan ringan di sebuah blog pribadi.

Bersyukur adalah mengaminkan suka duka, mengaminkan bukan untuk kesombongan tapi menetramkan jiwa, sebagai pengakuan akan besarnya kasih Tuhan. Ucapan syukur untuk kemulian bagi NamaNya.


Semoga bermanfaat.

Salam sukses

No comments for "Bersyukur"