Cium tangan

Aku sedang asyik membaca buku ketika pintu kereta terbuka. Sejurus kemudian seorang kakek menghempaskan tubuhnya duduk disamping ku. Akupun masih asyik dengan buku saat sepintas aku melihat sang kakek memicit kakinya seraya memulai pembicaraan. “kaki kakek pegal,’ katanya.
Saya pun hanya mengangguk membalas senyumnya.

Tidak ada perasaan apa2 bahkan ketika sang kakek menempelkan tanganya di pahaku seraya membuka percakapan “bapak mau kemana?


Sang kakek kemudian bercerita sendiri dari mulai keluarganya, anak anaknya dan tujuan perjalanannya yang mau ke Bogor untuk melayat adek perempuannya yang meninggal di pagi hari.

Jam sudah menunjukkan diangka 3 ketika kereta Bekasi melaju menuju Manggarai, stasiun dimana sang Kakek akan transit untuk ke Bogor.

Saya akhirnya menyimpan buku ke tasku dan mendengarkan sang kakek yang mantan RT bercerita apa saja.

“Bapak orang medan ya?

“Ya pak,” jawabku sambil balik bertanya "Kok tahu pak?

“kelihatan dari bentuk wajah bapak. Tegas,” katanya sambil bercerita teman2 nya di masa lalu dengan menyebutkan beberapa marga batak.

Terakhir dia berkata bahwa duitnya hanya pas-pasan untuk ongkos dari stasium Bogor menuju rumah saudaranya. “Saya ngak perlu malu2..kalau bapak punya uang Rp5000,”

Dan secara spontan aku rogoh kantongku dan memberinya Rp5000.

Saya melihat perubahan wajahnya yang begitu rileks seraya mengucapkan terima kasih.

Saya hanya mengangguk.

Kereta sudah mendekati Manggarai ketika sang kakek mau pamitan sambil menyodorkan tangannya.

Tanpa kusangka, dia menarik tanganku yang sedang bersalaman dengannya dan mencium tanganku kemudian menempelkannya di pipinya yang lembut.

“Terima kasih nak..sehat selalu,” ucapnya

Jujur, saya jadi salah tingkah. Mulutku terkatup tanpa tahu mau ngomong apa dan hanya bisa mengangguk dan melihatnya berlalu. sambil terus melaju, aku merenung betapa sang kakek sudah memberiku pelajaran berharga. Ketulusan tidak pernah ternilai harganya.

Terima kasih kakek…Semoga bisa bertemu kembali

No comments for "Cium tangan"