Indahnya 18 Juli
Wajah
Putri terlihat sumbringah membayangkan 2 hari kedepan dirinya tidak hanya akan
dibalut oleh seragam abu-abu nan cantik, sepatu dan tas yang juga serba baru,
tapi statusnya pun akan berubah. Anak SMA...Remaja benaran.
Untuk
pertama kalinya, dia menyambut Hari Senin dengan sukacita. Ya, 18 Juli akan
menjadi tanggal cantik bagi Putri. Ohh now, I Love Monday.
“Aku
sudah remaja benaran dunk Mom…” kata Putri manja memulai obrolan dengan sang
mama yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya dan teman curhat.
“Oh iya inang (anakku)…,” sahut mamanya dengan suara yang juga rada-rada centil.
“Uang
jajanku nambah berapa dunk Mom? tambah Putri masih dengan gaya manjanya.
Mamanya
hanya tersenyum melihat tingkah laku anak gadisnya “Ya, nanti kita pikirin ya,”
Tidak
habis akal, Putri pun melancarkan aggresi lain. “Menurut mami, aku cantik ngak
sih?
“So
pasti, kan anak Mama,” jawab ibunya.
Merasa
mendapat angin, Putri pun melanjutkan curhatannya, impiannya untuk punya pernak-pernik.
Kini terkait kecantikan. “Ma, beliin aku lipstik ya, bedakku kan sudah perlu
ganti juga. Trus sabun mukaku kira-kira yang cocok apa ya Ma. Aku ngak mau
jerawatan,” bisiknya.
“Ya,
nanti kita pikirin ya,” ulang mamanya sambil mencoba menyembunyikan senyumnya mengingat
masa-masa anaknya di SMP yang cuek dan menolak kalau disuruh berdandan.
Sang
adek yang hanya naik kelas di SD pun terlihat cemburu, sambil nyelonong “Aku
mau juga seperti kakak…”
Kali
ini mamanya diam saja.
Kakak
beradik tanpa ada komando pun serentak berkoor “Ya, nanti kita pikirin ya, inang.” Hahaha….
Begitulah
percakapan sang buah hati dengan sahabatnya, mama. Begitu cair.
Walau
sebagai sahabat, sang mama tidak bisa langsung mengiyakan semua permintaan
anaknya. Bukan karena tidak mau, atau tidak mencintai anaknya. Dijamin100
persen, bahwa semua orangtua pingin bangat memberi anaknya yang terbaik.
Wong
di Kitab Suci sudah jelas di sebutkan “tidak ada orangtua manapun yang akan memberikan
ular, kalau anaknya minta roti.” Bahkan orangtua yang jahat sekali pun.
Tapi
sering terjadi, jangankan untuk membeli pernak pernih kecantikan, hanya
memikirkan uang pangkal masuk sekolah saja, orangtua sudah tidak bisa tidur.
Pusing Pala berbie…
Beruntung
kalau sang anak diterima di Sekolah Negeri, masih ada jeda untuk bernapas.
Kalau
swasta? Ya, tidak ada kompromi. Sekali berani melangkah, harus bayar dunk. Nyicil
pun ngak bisa lama-lama.
“Pa,
kapan kira-kira kita gajian?,” kata seorang istri seperti sudah lupa ingatan padahal
dia tahu benar bahwa kantor suaminya gajian masih beberapa hari kedepan. ATM
nya suaminya saja ada sama istri hehehehe, kok bisa lupa.
Ya,
begitulah lika-liku menyekolahkan anak. Ada rasa bahagia dan tawa, tapi rasa cemas
pun susah untuk ditolak. Tapi seperti es yang di campur-campur (Es Campur),
kalau dinikmati jadi enak juga.
Mengantar
anak ke ruang kelas TK, tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Anaknya
anteng aja, kok mama nya yang keluarin sapu tangan.. Ya airmata bahagia.
Makanya,
tidak jarang orang tua “Gali lobang, tutup lobang…minjam sana-sini demi sang
buah hati.
Lah
kenapa ngak dipersiapkan jauh-jauh hari sih? Ya secara teori sih harusnya
begitu. Tapi prakteknya ternyata beda bos. Kemauan pasti ada, bahkan besar
lagi. Tapi lagi-lagi, tangan belum bisa menggapai.
Pun
para ibu-ibu sangat hapal dengan kata-kata bijak “Berakit-rakit kehulu,
berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.”
Sahabat
Menyakinkan
anak tentu bukan pekerjaan mudah, ngak cukup baca ratusan halaman teori atas
setumpuk nasehat karena diluar sana godaannya besar – bagai singa yang siap
memakan mangsanya. Satu kata temannya bisa tertancap jauh di lubuk hatinya
bahkan susah dicabut walau dengan palu secanggih apapun.
So,
menjadikan anak sebagai sahabat, mendengarkan dan menghargai mereka dipastikan bisa
menjadi alat yang dashyat untuk menangkal serangan-serangan pajar yang bisa
merusak karakter anak.
“Tenang
sayang, mami akan lakukan yang terbaik ya.” “Just enjoy your day…keep smile.”
Welcome
to a new jungle…my lovely daughter. Tuliskanlah kisah-kasihmu di SMA nanti, sungguh aneh tapi nyata.
No comments for "Indahnya 18 Juli"
Post a Comment