Malam Minggu Ni…Ye
Masih ingatkah lagunya Hetty Koes Endang…Malam Minggu
malam yang ditunggu tunggu? Lagu lintas
umur. Ngak peduli, sengsara, bahagia, jomblo atau jejaka. Semua Happy karena terjangan
lautan asmara.
Pun sekarang, MalMing, demikian kata anak-anak gaul masih tetap dinanti. Waktunya kongkow-kongkow dan berchatting ria.
Saya teringat indahnya
berMalming di kampung. Keliling rame-rame berjalan kaki dari desa ke desa, lengkap
dengan gitar dan keroncong sambil ber “koor” ala jomblo. Tanpa dirigen, alunan
suaranya indah. Suara 1, 5 dan 7. Ngak ada suara bass.
Kebayang dunk, di buku
mana aja hanya tertulis suara 1, 2, 3, dan 4, tapi kalau di kampungku ada suara
7. Ntah dari mana itu dapat. Semakin melingking, semakin enak. Semakin tinggi
nada dasar, semakin semangat bernyanyi ria.
“Mudah2an ada sang
gadis yang mendengar,” begitu kira-kira dambaan hati para jomblo-jomblo ini
waktu bernyanyi.
Malu nyanyi? Ngak mungkin
wong muka kita ngak kelihatan kok. Gelap gulita. Hanya gigi yang kadang
mengkilau dikegelapan malam.
Kalau lagi hoki bagus,
para jomblo bisa bercanda ria dengan gadis-gadis desa yang biasanya juga
nongkrong rame rame waktu MalMing. Kalau ngak, ya terpaksa harus ngetuk pintu
rumah keluarga di desa itu untuk numpang tidur hahahaha. Ya, mudah2an juga dapat
sarapan pagi.
Grup WA
Saya kaget waktu
diundang ke sebuah grup WA (applikasi online Whatsapp). Alumni 86 SMP.
Anggotanya sih baru 20 orang, tapi wow, ramenya seperti sebuah kantor dengan karyawan
100 an orang. Hahahaha. Bersahut-sahutan, sambung menyambung mengenang kisah-kasih
di sekolah. BerMalMining ria ala alumni di ruang WA.
“Ada yang tahu
ngak..dimana sekarang si bunga desa itu,? Demikian pertanyaan yang sering
muncul.
Satu demi satu, nama2
sang bunga desa pun teringat kembali. Siapa suka dengan siapa waktu SMP pun
jadi terkuak. Hahaha. Kalau yang ini mah hanya kenangan suka sukaan aja.
Canda, tawa mengalir
di percakapan walau tidak bertatap muka. Walau tanpa koor, tapi aroma
kebersamaan itu begitu terasa. Seolah melihat wajah teman nan jauh diseberang. Puluhan
ribu kilometer.
BerMalMing dengan WA,
seolah tanpa batas. Detik, menit dan jam pun berlalu begitu saja. Senyum dan
tertawa sendiri.
Naik Kelas
Saya tertarik membaca
buku “8 Wajah Kelas Menengah” karya Yuswohady dan kamel E.Gani. Buku yang
ditulis dari hasil survey di 9 kota utama di Indonesia untuk melihat trend gaya
hidup kelas menengah. Salah satunya adalah gaya hidup digital.
Menurut Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia terus
meningkat mencapai 107 juta di tahun 2014 lalu. Kalau sekarang jumlahnya mungkin
sudah berlipat kali….karena sudah umum satu orang memiliki beberapa smartphone.
Gaya hidup digital
kelas menengah di Indonesia terlihat dari “berisiknya” obrolan mereka di jagat
media sosial mulai dari Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram maupun Path. Tidak
hanya obrolan kenangan, mereka juga mulai cerewet dengan isu politik. Istilihanya
menjadi politikus digital.
Mengutip buku ini,
jumlah media akun media sosial asal orang Indonesia selalu menempati 5 besar di
dunia, dengan pengeluaran kelas menengah untuk berinternet ria mencapai 11,2
persen dari total pengeluaran.
Maklum, berinternet ria
sudah dimulai sejak pukul 2 dini hari, hingga mencapai puncak di pukul 20.00
sebelum turun secara perlahan hingga pukul 24.00. Wow.
Kalau dulu waktu MalMing
harus ditutup jam 10 an (takut pintu rumah keluarga sudah ditutup), sekarang
MalMing Nonstop…tanpa batas.
Survey ini juga
menemukan trend yang meningkat terkait dunia hiburan dan kuliner di kalangan
kelas menengah. Jadi tidak mengherankan, kenapa jasa booking tiket dan hotel
via online membludak.
MalMing yang indah…kau
tetap kunanti sampai aku pamitan dengan dunia fana ini.
So, nikmati dan
syukuri saja…Kalau ada yang mau bernyanyi, dipersilahkan ya….
Demi Cinta Ni...Ye...
Hetty Koes Endang
Dari dulu dalam
sejarah asmara
Paling sulit mengukur dalamnya cinta
Yang sengsara, yang bahagia
Patah tumbuh berganti sepanjang masa
Kangen rindu adanya di hari sabtu
Malam minggu malam yang ditunggu-tunggu
Yang jejaka, yang bujangan
Apalagi yang sedang dilanda cinta
Malam minggu (asyik )
si malam panjang (ngapain)
Ngelepas rindu (asyik)
bertemu pandang (duaan)
Tanggal muda (gajian)
Jangan ditunda (bayaran)
Biar sedikit yang penting ada pegangan
(buat nonton)
Malam minggu (asoy)
Jangan kuatir (mikirin)
Biar tekor (asoy)
Yang penting hadir (ngapelin)
Tanggal muda (cicilan) jangan ditunda (setoran)
Pulang nontn 'pala pusing nggak karuan
(berat di ongkos)
Kalau cinta sudah merasuk didada
Isi kantong keluar tanpa sengaja
Jaga gengsi, pasang aksi
Demi cinta uang habis nggak perduli
(bukan main)
Paling sulit mengukur dalamnya cinta
Yang sengsara, yang bahagia
Patah tumbuh berganti sepanjang masa
Kangen rindu adanya di hari sabtu
Malam minggu malam yang ditunggu-tunggu
Yang jejaka, yang bujangan
Apalagi yang sedang dilanda cinta
Malam minggu (asyik )
si malam panjang (ngapain)
Ngelepas rindu (asyik)
bertemu pandang (duaan)
Tanggal muda (gajian)
Jangan ditunda (bayaran)
Biar sedikit yang penting ada pegangan
(buat nonton)
Malam minggu (asoy)
Jangan kuatir (mikirin)
Biar tekor (asoy)
Yang penting hadir (ngapelin)
Tanggal muda (cicilan) jangan ditunda (setoran)
Pulang nontn 'pala pusing nggak karuan
(berat di ongkos)
Kalau cinta sudah merasuk didada
Isi kantong keluar tanpa sengaja
Jaga gengsi, pasang aksi
Demi cinta uang habis nggak perduli
(bukan main)
No comments for "Malam Minggu Ni…Ye"
Post a Comment